Hellow world…
Ternyata tak terasa sudah hampir 3 bulan saya di Ngawi.
Waktu begitu cepat berlalu, tidak seperti yang saya bayangkan
dulu. Bakalan lamaaa….
Nggak bisa pulang, pulang…
Nggak bisa pulang, pulang…
Semua bayangan itu luluh lantak. Waktu terasa cepat dan saya
sudah beberapa kali pulang ke Sragen bahkan kemarin sempet juga ikut acara workshop
di Jogja dan Jakarta. Pendampingan
tak melulu stagnan. Yang penting
bagaimana kita mengelola waktu-waktu mengajar dan mengembangkan diri… aihhhhh…Mantap!
Setelah beberapa waktu lalu saya cerita tentang bagaimana
awal mula saya ikut pendampingan, sekarang giliran saya cerita kegiatan apa
saja yang saya lakukan selama pendampingan. Tentu ada suka duka. Ada tantangan
ada kelonggaran.
Di pendampingan ini secara garis besar ada tugas pokok:
1. Tugas Teaching
Tugas
teaching ini tentunya berhubungan dengan mengajar di kelas. Termasuk
didalamanya pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus, pembuatan
soal melakukan penilaian, dan sebagainya. Yang akan kita bahas pada tulisan
ini.
2. Tugas Non-Teaching
Melingkupi
kegiatan diluar mengajar, bisa ikut dalam ekstrakulikuler, pembuatan program
sekolah, ikut serta dalam acara-acara sekolah. Ini akan dibahas pada tulisan
berikutnya.
Saya disini
mendapat amanah untuk mengajar di kelas X dengan mata pelajaran Penerapan
Prinsip Profesionalisme Bekerja (P3B) dengan Kompetensi Dasar Prinsip
Profesionalisme Bekerja dan Komunikasi Bisnis selama 8 jam seminggu pada kelas
X AK 2, sedangkan untuk kelas XI saya mengajar pelajaran Pengelolaan Aktiva
Tetap pada kelas XI AK 1 dan 2, yang masing-maasing 4 jam setiap minggu.
Kegiatan di kelas
Seperti
biasa perlu membuat RPP sebelum pembelajaran. Namun ada banyak penyesuaian untuk
kelas X karena kurikulum yang dipakai sudah Kurikulum 2013.
Awal-awal
memang agak riwuh sih, RPP yang benar yang mana. Apalagi di Kurikulum baru tidak
memperolehkan adanya teacher center
harus student center, metode
pembelajaran harus berbau inquiry method,
discovery learning atau studi kasus.
Intinya siswa diajak untuk berpikir kritis dan berkreatif untuk memahami materi
pembelajaran.
Akhirnya
saya lebih sering memakai metode belajar kelompok, siswa saya minta untuk
diskusi dan membuat makalah kemudian dipresentasikan. Alhamdulillah berjalan lancar,
tapi ada beberapa materi yang saya sampaikan dengan metode konvesional, yaitu
ceramah. Melihat dari konten materinya.
Ternyata,
dengan cara begitu cukup memotivasi anak untuk aktif. Ini memang membutuhkan
proses yang tidak cepat, karena mungkin pembelajaran sebelum-sebelumnya
terkondisikan untuk pasif. Awalnya saya harus menunjuk satu persatu anak untuk
mau berpendapat, kemudian memakai iming-iming poin tambahan nilai, dan pada
akhirnya mereka mau bertanya dengan kesadaran sendiri karena rasa ingin tahu,
karena mereka butuh. Saat ada kelompok yang presentasi ada yang menanggapi ada
yang beradu pendapat juga.
Alhamdulillah..sampai
hari ini mereka tumbuh menjadi siswa aktif dalam pembelajaran. Ya…walaupun
harus terus dibimbing agar aktifnya semakin berkualitas, pertanyaan dan
pemikiran yang jauh lebih kritis dan solutif.
Sekilas pandang begitu proses pembelajaran selama saya di kelas, ingin tahu bagaimana saya mengajar di kelas? Mari dibuka postingan berikut :Tips Mengajar