Jumat, 01 Juli 2011

Nuaim

beberapa hari yang lalu, saya bertemu dengan Avil, kembali saya mendapat informasi kalo Nuaim-yang katanya anak indigo pada postingan sebelumnya- itu dikeluarkan dari sekolahnya karena melukai temannya ketika bertengkar.

Nuaim memang mudah terpancing emosinya. Sebagai guru di sekolahnya harusnya menyadari hal ini. Memberikan pemahaman bahwa dia berbeda dengan anak-anak lainnya. Sehingga teman-temannya bisa mengerti.

Dia seharusnya dimasukkan ke sekolah inklusif, bukan sekolah dasar biasa. Jangan juga ke SLB. Saya rasa ini tidak tepat.

Financial Education, Please be Indepedent


Saya tersentak ketika membaca situs keuangan.kontan.co.id, tulisan Bernadette Christina Munthe dengan judul " BI menggandeng Kemdiknas Menyusun Kurikulum Financial Inclusion", hmmm...saya pikir terlambat untuk memulai pendidikan finansial untuk anak sekolah dasar. Namun setelah saya baca lebih lanjut, sebenarnya itu adalah ide dari BI untuk meluncurkan program financial inclusion. BI berusaha menggandeng Kemdiknas. Dan...ternyata hal ini tidak benar-benar murni untuk mengajarkan pendidikan keuangan yang bermanfaat bagi siswa tapi berujuan utama, membuka akses masyarakat terhadap sistem keuangan. "Edukasi mengenai produk perbankan sangat penting bagi bank dan nasabah. Bagi nasabah, ini bagian customer protection dan customer empowerment," kata Muliaman D. Hadad, Deputi Gubernur BI, Senin (27/6).

Tak apalah kalo itu diberikan kepada orang dewasa, tapi kalau itu sasarannya anak sekolah dasar dan menengah sebaiknya jangan diberi embel-embel keuntungan perbankan. Biarlah anak mempelajari apa yang murni dipelajari, tentang manajemen keuangan aplikatif dan tidak melulu menyoal perbankan.

Yah...anak tahu bagaimana mendapat dan mengelola uang, dan peluang ini ditangkap bagus oleh bank supaya ada timbal balik. Kalau hal seperti ini yang diinginkan kenapa tidak kurikulum financial inclusion diberikan kepada mahasiswa yang tak lama lagi terjun ke dunia kerja atau kepada para karyawan dan pengusaha? Walopun ada rencana pendidikan finansial ini akan dilakukan pada kelompok pemberdayaan, PKK dan forum keagamaan.

Saya hanya ingin pendidikan finansial yang diajarkan bersifat indepedent. Tanpa diharapkan timbal balik dari suatu instansi.