Kenapa harus ada skripsi?
Toh, materi skripsi juga nggak dipakai ketika kerja kan?
Hmm..materi skripsi mungkin memang tidak akan dipakai dalam dunia kerja nanti. Namun di kampus, sekolah, masyarakat maupun tempat kerja kita menghargai satu hal yang sama.
What’s it?
Kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan yang sudah menjadi tanggung jawab kita. Kebiasaan-kebiasaan saat menghadapi pekerjaan, tugas dan kewajibanlah yang akan dihargai oleh dunia kerja nantinya. Tentunya, sukses juga akan ditentukan oleh kebiasaan kita dalam menghadapi tugas. Kalau tugas kita sekarang menyelesaikan skripsi, maka selesaikan dengan sikap terbaik. Tunjukkan kalau kita pantang menyerah dengan kendala yang ada... :)
Jadi tahu alasan kita harus menyelesaikan skripsi? Yup. Bukan sebatas pada aplikasi atau penerapan dari ilmu dan teori yang kita dapat semasa pembelajaran di kelas. Lebih dari itu, kita mempelajari banyak hal dari skripsi, istilah pembelajaran implisit. Hal-hal tersebut yang membedakan kita dengan siswa SMA ketika melakukan persyaratan kelulusan, mereka cukup mengerjakan soal-soal UAN, sedangkn mahasiswa? Harus membuat suatu ‘karya’ nyata, dimana dalam proses itu akan banyak nikmat ataupun kendala yang kita peroleh. Namanya proses, tentunya ada suka ada duka, ada lega ada sesak... But, this is real life!
Dari skripsi kita akan belajar sabar dan pantang menyerah. Sabar nunggu dosen pembimbing, sabar untuk dapat ACC, sabar kalo uang bulanan gak cukup buat fotokopi, dan sebagainy. Apalagi kalo ditambah mesti berjuang melawan sikap malas ngerjain revisian, yah.. kadang kita merasa masih punya banyak stok hari esok... Padahal? Jadilah kita menunda ngerjain revisian, endingnya? Kita kalah dengan diri kita. Dan skripsi pun tak kelar-kelar.
Skripsi membelajarkan kita dapat berkomunikasi yang baik, komunikasi dengan dosbing, ketua jurusan, tempat penelitian, ataupun bagian administrasi fakultas. Perlu komunikasi yang baik agar semuanya berjalan sesuai harapan, tapi catet! Jangan carmuk ya.. :)
Makna kekonsitenan komitmen akan kita dapatkan ketika nyekripsi. Tentunya kita sebagai mahasiswa memiliki komitmen ataupun deadline selesainyanya suatu pekerjaan. Hmm..mungkin ada yang merasa tidak memiliki komitmen atau deadline, tapi pasti pernah donk mengangankan waktu selesainya skripsi? Biasanya sih, dengan ada deadline maka kita akan lebih bersemangat nyelesein skripsi, tapi kadang ada gangguan kecil seperti ajakan maen dari temen, hal ini pun bisa menggoyahkan komitmen untuk menyelesaikan tepat waktu. Kadang BBM-an, twitteran, fban ataupun socmed lainnya seringkali menggoyahkan komitmen kita juga, dengan dalih cari selingan atau hiburan, kita buka fb, donwload video, twitteran gak sadar ternyata 3 jam berlalu.... hmmm...seharusnya kan udah bisa selesai 1 bab tuh... hehehehe. Disinilah ujian konsisitensi kita diadu :)
Kita akan belajar berpikir sistematis. Tentunya dunk... kalo kita tipe orang yang suka mikirnya loncat-loncat, dengan ngerjain skripsi maka kita akan menyusun setiap materi dengan sistematis. Ketika menyusun skripsi kita terlebih dahulu akan melihat apa latar belakangnya, lalu kita rumuskan sebenarnya masalahnya itu apa, adakah manfaatnya, hal-hal apa saja yang mendukung terselesaikannya masalah itu, bagaimana cara memecahkannya, dan berakhir pada kesimpulan dan saran. Ini akan cukup membuat kita belajar, ketika di lingkungan kerja, lingkungan masyarakat ataupun lingkungan keluarga dalam memecahkan masalah, ketika melihat masalah tentu hal yang pertama kita lihat adalah apa latar belakang masalah itu, jangan mencari solusi sebelum tahu akar masalahnya. Biasanya hal tersebut kurang efektif.
Yup. Apapun yang kita lakukan akan kita tuai suatu saat nanti. Kalau kita menyelesaikan ‘pekerjaan’ skripsi dengan cara sebaik mungkin, maka kita akan menuai hal terbaik juga... dan sikap pantang menyerah, sabar, kesistemtisan akan kembali ke kita dan membentuk karakter kita. Dan karakter inilah yang akan berharga di kehidupan di masa depan... :D
To becontinue....
Cepat atau Lambat?
(Bab II)